REVIEW : KAJIAN FITOKIMIA DAN AKTIVITAS SITOTOSIK DARI BEBERAPA TUMBUHAN PAKU DI INDONESIA
Indonesia merupakan negara dengan keanekaragaman hayati yang sangat melimpah, termasuk di dalamnya tumbuhan obat yang telah digunakan secara turun temurun. Salah satu tumbuhan yang banyak ditemukan di Indonesia yaitu tumbuhan paku. Tumbuhan paku memiliki banyak manfaat, yaitu digunakan sebagai sayur-sayuran, kerajinan tangan, tanaman hias, dan obat-obatan tradisional. Tumbuhan paku juga memiliki berbagai aktivitas farmakologi, salah satunya yaitu sebagai agen sitotosik. Aktivitas sitotoksik ini diperkirakan karena adanya senyawa fitokimia yang terkandung dalam tumbuhan paku. Review artikel ini bertujuan untuk memberikan informasi mengenai aktivitas sitotoksik dari beberapa tumbuhan paku yang ada di Indonesia dan senyawa fitokimia yang berperan sebagai agen sitotoksik. Metode yang digunakan yaitu studi literatur terhadap beberapa jurnal penelitian nasional dan internasional melalui situs web google scholar, PubMed, science direct dan sinta. Berdasarkan hasil review artikel, terdapat lima spesies tumbuhan paku telah diuji kandungan senyawa fitokimia dan aktivitas sitotoksiknya menggunakan metode MTT assay terhadap berbagai jenis sel kanker, diantaranya Angiopteris ferox Copel diuji terhadap sel kanker T47D, menghasilkan nilai IC50 84,81 ?g/mL yang dikategorikan sebagai sitotoksik sedang. Spesies Angiopteris angustifolia, N. exaltata dan N. cordifolia diuji terhadap sel MCF-7, dengan IC50 berturut-turut 121,8; 44; dan 47,9 ?g/mL, dan termasuk kategori sitotoksik kuat. Spesies N. exaltata dan N. cordifolia terhadap karsinoma paru dengan nilai IC50 berturut-turut 43,5 dan 46,2 ?g/mL, dikategorikan sebagai sitotoksik kuat. Spesies tumbuhan paku yang dikategorikan paling kuat aktivitas sitotoksinya yaitu Drymoglossum piloselloides L. terhadap sel leukemia P388, dengan nilai IC50 19,32 ?g/mL. Kesimpulannya, beberapa tumbuhan paku memiliki aktivitas sitotoksik kuat yang berpotensi untuk dikembangkan menjadi agen antikanker dan senyawa fitokimia yang berperan sebagai agen sitotoksik diantaranya flavonoid, fenol, terpenoid/steroid, tanin, saponin, glikosida dan triterpenoid.
Detail Information
Citation
Apt. Farid Perdana, M.Si. (2022).
REVIEW : KAJIAN FITOKIMIA DAN AKTIVITAS SITOTOSIK DARI BEBERAPA TUMBUHAN PAKU DI INDONESIA().Garut:Fakultas MIPA UNIGA
Apt. Farid Perdana, M.Si.
REVIEW : KAJIAN FITOKIMIA DAN AKTIVITAS SITOTOSIK DARI BEBERAPA TUMBUHAN PAKU DI INDONESIA().Garut:Fakultas MIPA UNIGA,2022.Fitokimia
Apt. Farid Perdana, M.Si.
REVIEW : KAJIAN FITOKIMIA DAN AKTIVITAS SITOTOSIK DARI BEBERAPA TUMBUHAN PAKU DI INDONESIA().Garut:Fakultas MIPA UNIGA,2022.Fitokimia
Apt. Farid Perdana, M.Si.
REVIEW : KAJIAN FITOKIMIA DAN AKTIVITAS SITOTOSIK DARI BEBERAPA TUMBUHAN PAKU DI INDONESIA().Garut:Fakultas MIPA UNIGA,2022.Fitokimia