PENGARUH SUHU PENYIMPANAN TERHADAP KADAR
FLUORIDA PADA AMDK (AIR MINUM DALAM KEMASAN)
YANG BEREDAR DI PASAR CIAWITALI GARUT
Air Minum Dalam Kemasan adalah air baku yang telah diproses, dikemas, dan
aman diminum mencakup air mineral dan air demineral. Salah satu zat kimia yang
terkandung pada air minum dalam kemasan berupa ion fluorida atau fluoride.
Fluorida adalah salah satu senyawa kimia yang terbukti dapat menyebabkan efek
terhadap kesehatan melalui air minum. Penyimpanan dan pendistribusian AMDK
harus di jaga untuk menghindari kontaminasi sehingga mutunya tetap terjaga
sampai ke tangan konsumen. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
suhu penyimpanan terhadap kadar fluorida pada AMDK yang dikonsumsi
masyarakat. Kadar fluorida ditetapkan dengan metode spektrofotometri pada
panjang gelombang 582 nm degan menggunakan pereaksi Sodium 2-
parasulfofenylazo 1,8-dihidroksi-3,6-naftalen disulfonat (SPADNS)-asam
zirkonil. Metode ini dioptimalkan dengan ke stabilan waktu kerja pada rentang 10
menit setelah penambahan pereaksi. Verifikasi metode didapatkan hasil kurva
kalibrasi r2
0,9993, perolehan kembali 98,792-100,33%, uji presisi 0,675%, batas
deteksi 0,030 mg/L dan batas kuantitasi 0,101 mg/L. Data kadar sampel yang
didapat diolah dengan statistik menggunakan uji Anova. Kenaikan kadar fluorida
setelah diberi pengaruh suhu penyimpanan 37-40?C sebesar 4,78%, suhu
penyimpanan 13-15?C mengalami penurunan kadar sebesar 9,21% dan untuk suhu
penyimpanan 23-25?C kadar relatif konstan. Semua sampel masih masuk dalam
kisaran yang di tetapkan oleh Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 492/MENKES/PER/IV/2010 yaitu tidak lebih dari 1,5 mg/L.
Detail Information
Citation