Detail Cantuman

Industri tahu di Indonesia merupakan salah satu industri yang sangat berkembang.
Berkembangnya industri tahu ini seiring dengan meningkatnya pencemaran
lingkungan. Limbah yang dihasilkan dari proses pembuatan tahu berpotensi tinggi
terhadap pencemaran lingkungan jika tidak diolah dengan benar. Limbah cair
(whey) yang dihasilkan mengandung sejumlah nutrisi dan kadar air yang masih
tinggi. Selain dapat mencemari lingkungan, pembuangan limbah whey juga
mengakibatkan hilangnya nutrisi seperti mineral, karbohidrat, terutama protein.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kadar protein yang dipulihkan dari
air limbah tahu serta mengetahui pengaruhnya terhadap parameter kualitas air
limbah menggunakan metode fraksinasi busa. Air limbah tahu diberikan perlakuan
pembusaan dengan berbagai variasi laju alir dan waktu pembusaan. Variasi
konsentrasi limbah yang diolah juga diterapkan dan masing-masing fraksi hasil
pemulihan diukur kadar proteinnya. Hasil penelitian menunjukan air limbah tahu
mengandung protein sebesar 2958 ppm dengan kadar COD sebesar 8640 ppm.
Setelah pemulihan protein, kadar protein air limbah tahu berubah. Perubahan
tersebut dapat dilihat dari hasil persentase pemulihan protein (% Recovery). Hasil
pemulihan menunjukan bahwa pembusaan di laju alir 10L/jam dapat memulihkan
protein sebesar 6,5% sedangkan pada 30L/jam sebesar 70,6 % dan pada 60L/jam
sebesar 57,7%. Pemulihan protein juga dapat menghilangkan 50% kandungan COD
air limbah.