Detail Cantuman

Perubahan pola hidup masyarakat dari agraris ke industri telah meningkatkan konsumsi makanan cepat saji, yang tinggi kalori tetapi rendah nutrisi. Pola makan tersebut tanpa aktivitas fisik yang memadai, menjadi faktor risiko obesitas dan resistensi insulin, yang dapat memicu diabetes melitus. Penyakit ini berdampak pada metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein. Obat antidiabetes sintetik memiliki keterbatasan efektivitas dan efek samping jangka panjang. Sehingga diperlukan alternatif obat yang lebih aman dari bahan alam, seperti paku kidang
(Dicksonia blumei (Kunze) Moore). Penelitian ini bertujuan mengindentifikasi senyawa dari paku kidang yang berpotensi sebagai antidiabetes melalui pendekatan in silico. Sebanyak 100 senyawa dari daun, rambut, dan pelepah paku kidang diuji terhadap reseptor aldose reductase, dipeptidyl peptidase (DPP-4), dan aglukosidase menggunakan beberapa serangkaian software dan situs online. Hasil menunjukkan bahwa tiliroside dari paku kidang berpotensi sebagai kandidat antidiabetes, dengan prediksi aktivitas (58%), simulasi penambatan molekul (???=- 14.3kkal/mol), serta simulasi dinamika molekuler diperoleh senyawa tiliroside lebih stabil daripada obat pembanding. Namun, senyawa ini tidak dapat dijadikan obat oral dan perlu penyesuaian dosis karena tidak memenuhi aturan Lipinski?s Rule of Five dan bersifat karsinogen berdasarkan prediksi farmakokinetik dan toksisitas.